Posts

Showing posts from 2014

Manaqib KH. Anang Sya'rani Arif Al-Banjari

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ A l-Arif billah Al-Muhaddist wal-Mufassir asy-Syeikh Haji Anang Sya'rani bin Fathul Jannah Haji Muhammad Arif bin Al-Alim Al-Fhadil Haji Abdullah Khattib bin Al-Alim Al-Allamah Khalifah Haji hasanuddin bin Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, pendidikannya dimulai diusia dini, ia mengaji kepada beberapa ulama yang ada di Martapura di antaranya kepada pamannya yang bernama KH Kasyful Anwar, maka dibawah pengawasannya inilah ia bersama sepupunya yakni KH Syarwani Abdan Bangil banyak mendapatkan ilmu pengetahuan,pada tahun 1350 H/1930 M ia dan sepupunya Syekh Muhammd Syarwani Abdan Bangil berangkat ke Tanah suci Makkah untuk menunaikan Ibadah Haji sekaligus menimba ilmu ditempat sumbernya dengan diantar langsung oleh sang paman yakni KH.Kasyful Anwar,setibanya mereka di Tanah Suci Makkah dalam didikan dan pengawasan sang paman keduanya belajar dengan tekun, ibarat "Siang Bercermin Kitab Malam Bertongkat Pensil",diantara guru guru yang

Masjid Su'ada atau Masjid Ba'angkat Hulu Sungai Selatan

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ M asjid Su'ada ini lebih dikenal masyarakat di banua Kandangan dengan sebutan Masjid Baangkat karena lantainya yang unik ditopang oleh tongkat-tongkat kayu ulin sebagai penyangga, sehingga seperti diangkat. Masjid Su'ada ada di Desa Wasah Hilir, Kecamatan Simpur, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Propinsi Kalimantan Selatan. Masjid ini masuk sebagai bangunan cagar budaya nasional. Masjid ini merupakan masjid tertua di Kalimantan Selatan, didirikan Al Allamah Syekh H Abbas dan Al Allamah Syekh HM Said bin Al Allamah Syekh H Sa'dudin pada 28 Zulhijjah 1328 Hijriyah atau sekitar 1908 Masehi. Bagian samping Selatan Masjid Su'ada di Wasah Hilir Kecamatan Simpur. Lokasinya, sekitar tujuh kilometer dari ibu kota Kabupaten HSS, Kandangan. Bagian dalam Masjid Suada di Wasah Hilir. Tampak mimbar untuk Khotib yang terbuat dari kayu. Begitu pun tiang hingga lantai dan seluruh bagian masjid juga dari kayu. Sebagian besar bahan masjid

Makam Datu "Kandang Haji" di Balangan

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ S alah satu tradisi warga Balangan pada saat lebaran adalah berziarah ke makam Datuk Kandang Haji yang terdapat di Desa Teluk Bayur, Kecamatan Juai. Datu Kandang Haji adalah salah seorang dari dua orang datu (satunya lagi Datu Sanggul dibagian Selatan Banjarmasin, Tatakan Rantau dan sekitarnya) yang aktif berdakwah, mengajar masyarakat mengaji Alquran dan menghidupkan pelaksanaan shalat Jumat di bagian Utara Banjarmasin (Paringin dan sekitarnya). Beliau wafat dengan meninggalkan Alquran tulisan tangan, sepasang terompah, dan tongkat untuk berkhutbah. Makam beliau terletak di samping masjid yang didirikannya di Paringin (Kabupaten Balangan sekarang)”. Datu Kandang Haji hidup sezaman dengan Datu Sanggul (Rantau) yang wafat pada tahun 1772 M, karena itu, besar kemungkinan Datu Kandang Haji hidup di era tahun 1760-an dan tahun-tahun sebelumnya. Datu Kandang Haji aktif menyebarkan Islam di Paringin dan sekitarnya, beliau m

Manaqib Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al-Banjari

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ S iapa yang tak kenal sosok ulamabesar nusantara asal Kalimantan ini, kita-kitab yang ditulis beliau tersohor hingga ke Asia Tenggara. Untuk mengenal lebih jauh siapa beliau, berikut artikel yang saya sadur dari sahabat blogger: Disadur dari: http://sabrial.wordpress.com/2007/07/05/syaikh-muhammad-arsyad-al-banjari/ (Kamis, 17 April 2013 pukul 09:23 Wita). Nama Syaikh Muhammad Arsyad menempati hati masyarakat Kalimantan dan Indonesia sebagai ulama besar dan pengembang ilmu pengetahuan dan agama. Belum ada tokoh yang mengalahkan kepopuleran nama Syaih Arsyad Al-Banjari. Karya-karyanya hinga kini tetap dibaca orang di masjid dan disebut-sebut sebagai rujukan. Nama kitabnya Sabilal Muhtadin diabadikan untuk nama Masjid Agung Banjarmasin. Nama kitabnya yan lain Tuhfatur Raghibin juga diabadikan untuk sebuah masjid yang tak jauh dari makan Syaikh Arsyad. Tak hanya itu, hampir seluruh ulama di Banjarmasin masih memiliki tautan dengannya. Bai

Teladan Tawadhu Abah Guru Sekumpul

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ P ada suatu acara haulan Alm Guru Kasyful Anwar yang diadakan di kubah Guru kasyful Anwar berjejerlah Guru Guru psantren darussalam duduk di acara tersebut menunggu2 acara dilaksanakan,waktu pun berjalan dan tibalah saat yang dinanti2kan seseorang yang telah di tunggu dan yang akan memimpin acara haulan tersebut tiba ditempat acara tersebut yaitu seorang yang tersohor kerna budi pekertinya dan ilmu ilmunya beliau tidak lain dan tidak bukan adalah ulama kebanggaan milik kalimantan yaitu syeik Zaini abdul Ghani albanjari atau yang sering kita panggil Abah Guru Sekumpul. Abah Guru pun memasuki tempat yang sudah disiapkan oleh panetia untuk meminpin acara haulan Guru kasyful anwar salah satu peminpin pondok pesantren darussalam yang telah melahirkan ribuan ulama ahlusunnah wal jamaah yang tersebar di segala penjuru nusantara... Hal ini pun tidak ingin di lewatkan untuk mengambil manfaat oleh orang2 dan para Guru2 darussalam agar dapat mencium tang

Penyebab Hidup Tiada Berkah

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ D iambil Dari Kitab Kuning Ta'liimul Muta'allim , Halaman 43-44 Di Faslun fiimaa yajliburrizqo...ilakh Rasulullah SAW Bersabda : Hanyalah doa yg dapat merubah takdir. Dan hanyalah kebaktian yg bisa menambah umur, dan sesungguhnya lantaran 1) perbuatan dosanya rizki seseorang menjadi tertutup terutama 2) berbuat dusta adalah mendatangkan kefaqiran, Sebagaimana dalam hadis lain secara khusus telah dkemukakan. Demikian juga 3) tidur dipagi hari dan 4) banyak tidur, keduanya mengakibatkan kemelaratan harta dan juga kemelaratan ilmu. 5) tidur telanjang 6) kencing telanjang (tanpa ada memakai kain dibadan) 7) makan dalam keadaan junub 8 ) makan bersandar 9) membiarkan sisa makanan berserakan 10) membakar kulit bawang merah 11) membakar kulit bawang putih 12) menyapu lantai rumah dgn sapu tangan, 13) menyapu lantai rumah diwaktu malam, 14) membiarkan sampah berserakan mengotori rumah, 15) lewat dihadapan orang yg sud

Dodol Kandangan Khas Hulu Sungai Selatan

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ   S alah satu makanan ringan khas dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah Dodol Kandangan. Memang Kota Kandangan terkenal pula dengan sentra industri makanan ringan terutama dodol. Selain di desa hamalau, perajin dodol juga banyak ditemui di desa Telaga Bidadari, Kapuh dan sekitarnya. Semua dodol Kandangan adalah ASLI. Pembuatan  Dodol Kandangan ini telah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat. Di sepanjang jalan terdapat banyak toko yang menjual Dodol Kandangan dengan berbagai macam rasa. sumber: http://www.hssmediacenter.info/2014/05/dodol-kandangan_14.html (26-11-2014 14:06 WITA)

Gangan Paliat Khas Tanjung Tabalong

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ G angan Paliat adalah Salah satu masakan khas urang Tabalong. dimana asal sumber masakan ini adalah dari Kota Kelua, yang tepatnya lagi dari sebuah desa kecil yang namanya adalah Desa Paliat, Desa Paliat sendiri berjarak kurang lebih 18 Km dari ibukota Tabalong/Kota Tanjung dan memakan waktu kira-kira 20 menit perjalanan normal. Nama Gangan Paliat ini diambil dari nama Desa tersebut yaitu Paliat. Bumbu makanan ini 80 % terbuat dari ku nyit dicampur santan kental dan asam kuit. Bumbu lainnya, kemiri, laos, daun serai, cabe merah, bawang merah. Ditambah penyedap rasa, air, garam, ikan basah semisal baung, patin, pipih, haruan, udang dan lain-lain. sumber: http://rezkyoktafianoor.blogspot.com/2013/02/makanan-khas-tanjung-kalimantan-selatan.html (17-11-2014 13:53 WITA)

Sejarah Kain Sasirangan

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ M enurut Sahibul Hikayat atau cerita rakyat, di sekitar abad XII sampai XIV pada kerajaa Dipa kain sasirangan pertama kali di buat yaitu manakala Patih Lambung Mangkurat bertapa 40 hari 40 malam di atas lanting balarut banyu (di atas rakit mengikuti arus sungai). Menjelang akhir tapa nya, rakit Patih tiba di daerah Rantau kota Bagantung.Dilihatnya seonggok buih dan dari dalam buih terdengar suara seorang wanita, wanita itu adalah Putri Junjung Buih yang kelak menjadi Raja di Banua ini. Tetapi ia baru muncul ke permukaan kalau syarat-syarat yang dimintanya dipenuhi, yaitu sebuah istana Batung yang diselesaikan dalam sehari dan kain dapat selesai sehari yang ditenun dan dicalap atau diwarnai oleh 40 orang putri dengan motif wadi/padiwaringin. Itulah kain calapan/sasirangan yang pertama kali dibuat dan sering disebut oleh masyarakat sebagai batik sandang yang disebut Kain Calapan yang kemudian dikenal dengan nama Kain Sasirangan.

Peribahasa Banjar Yang Sarat Makna

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ   B eberapa peribahasa banjar yang sarat makna: "Kada titik banyu diganggam", adalah salah satu peribahasa banjar yang sering kita dengar. Masih banyak lagi peribahasa banjar yang perlu kita lestarikan, karena di dalam peribahasa tersebut, banyak makna yang tersirat terhadap pribadi akhlak kita. - Akal diakali wan pikir dipikirakan = Niscaya segala persoalan akan terpecahkan bila menggunakan akal pikiran. - Apik – apik kalu tabarusuk = Berjalan harus hati – hati supaya jangan tersesat a tau salah langkah. - Asa dikarukut bidawang 40 ikung = Sakitnya tidak sekira - Asal Mambawa nang Bujur atawa banar musti salamat diri = Biar kita bertada dimana saja , apakah di negeri orang , bawa sifat jujur dan baik past5i kita akan selamat. - Awak randah sangkutan tinggi = Harus diukur kemampuan kita sendiri sebelum bertindak. - Babubuang Liur Basi = Sesuatu pekerjaan yang tidak mendapat hasil. - Badiri tahantuk baduduk tahantak = Serb

Mengenal Guru Bakhiet Barabai

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ T uan Guru Haji Muhammad Bakhiet atau biasa dipanggil Guru Bakhiet,dilahirkan pada 1 Januari 1966 di Telaga Air Mata, Kampung Arab, kabupaten Hulu Sungai Tengah. Ayah beliau adalah Tuan Guru Haji Ahmad Mughni (Nagara) bin Tuan Guru Haji Ismail (Alabio) bin Tuan Guru Haji Muhammad Thahir (Alabio) bin Khalifah Haji Syihabuddin (Pulau Penyangat-Kepulauan Riau) bin Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (Martapura). Dari ayahnya inilah beliau sangat banyak mengambil ilmu, khususnya ilmu batin, dan orang tuanya sekaligus sebagai gurunya. Berdasarkan penelitian Syahriansyah (2012), pendidikan Guru Bakhiet di tahap pendidikan formal beliau hanya sampai kelas IV Sekolah Dasar Negeri pada tahun 1976. Selebihnya beliau lebih banyak menimba ilmu pada pendidikan non formal, yaitu mulai dari pendidikan dari kedua orang tuanya, khususnya dari ayahnya yang seorang ulama. Beliau pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Ibnu Amin (Pamangkih) pada

Manaqib Tuan Guru KH. Husein Qadri Al Banjari

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ B eliau KH. Husein Qadri bin Mufti KH.Ahmad Zaini bin KH.Abdurrahman Al-Banjari di lahirkan pada tanggal 17 Ramadhan 1327 H dari seorang ibu yang sholehah yang bernama Hj.Sanah putri Niangah putri Hamidah binti Mufti H.Jamaluddin putra Syeikh Muhammad Arsyad Al- Banjari. Sejak kecil dia selalu dalam pengasuhan dan pendidikan ayahnya Mufti KH.Ahmad Zaini dan kakeknya yang bernama KH.Abdurrahman (Guru Adu Tunggul Irang) bin KH.Zainuddin Al-Banjari, guru beliau yang utama sekali dalam bidang ilmu adalah kakeknya sendiri yaitu KH.Abdurrahman (guru Adu) yang setiap malam sebelum kakeknya mengaji kepada gurunya KH.Said Wali al-Banjari sehingga ia dapat menguasai berbagai ilmu pengetahuan Agama.  Selain itu beliau juga belajar kepada KH.Kasyful Anwar al-Banjari di kampung Melayu Martapura, kemudian beliau disuruh belajar oleh kakeknya KH.Abdurrahman untuk belajar secara khusus tentang Wifik kepada KH.Zainal Ilmi di desa dalam pagar Martapura

Hukum Dzikir Berjamaah dengan Suara Keras

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ Dzikir berjama'ah di mesjid B erkumpul di suatu tempat untuk berdzikir bersama hukumnya adalah sunnah dan merupakan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hadits-hadits yang menunjukkan kesunnahan perkara ini banyak sekali, diantaranya. مَا مِنْ قَوْمٍ اجْتَمَعُوْا يَذْكُرُوْنَ اللهَ لَا يُرِيْدُوْنَ بِذَالِكَ إلَّا وَجْهَهُ تَعَالَى إلَّا نَادَاهُمْ مُنَادٍ مِنَ السَّمَاءِ أَنْ قُوْمُوْأ مَغْفُوْرًا لَكُمْ –أخرجه الطبراني Tidaklah suatu kaum berkumpul untuk berdzikir dan tidak mengharap kecuali ridla Allah kecuali malaikat akan menyeru dari langit: Berdirilah kalian dalam keadaan terampuni dosa-dosa kalian. (HR Ath-Thabrani) Sedangkan dalil yang menunjukkan kesunnahan mengeraskan suara dalam berdzikir secara umum di antaranya adaah hadits qudsi berikut ini. Rasulullah SAW bersabda: يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: أَناَ عِنْدَ ظَنِّي عّبْدِي بِي وَأنَا مَعَهُ عِنْدَ ذَكَرَنِي، فَإنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَ

Bakso "Batuah" Martapura

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ B akso ini ada di Jalan Batuah seberang Pasar Martapura Kalsel, pelayanan yang ramah dan cepat serta rasa yang enak dan pas takaran bumbu nya menjadikan warung bakso ini selalu dipenuhi pelanggan, tidak peduli hari kerja atau hari libur. Konon Cerita dari mulut ke mulut bakso batuah ini berasal dari nama jalan tempat berdiri nya warung bakso ini, dan merupakan salah satu perintis kuliner bakso di Martapura. Bagi yang diluar daerah martapura yang berkunjung ke kota santri ini wajib deh mampir kesini. Selain Bakso ada Mie Ayam juga yang tidak kalah enaknya. sumber: http://diarydeni.blogspot.com/2012/02/kuliner-bakso-batuah-martapura.html (13-10-2014 14:29 WITA)[edited]

Letnan Udara Moehammad Sjamsoeddin Noor

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ T idak banyak warga Kalimantan Selatan tahu tentang pejuang yang satu ini. Walaupun namanya kemudian menjadi nama bandar udara terbesar di Kalimantan, namun kisah hidupnya masih tertutup oleh minimnya catatan sejarah lokal Kalimantan Selatan. Ini dampak yang terasa akibat dominannya pencatatan sejarah di daerah Jawa. Letnan Udara Moehammad Sjamsoeddin Noor, lahir di Alabio (Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan), tanggal 5 November 1924. Ayahnya adalah seorang ulama dan aktif di pergerakan nasional yaitu H. Abdul Gaffar Noor, sedangkan ibunya Hj. Putri Ratna Wilis juga aktif di pergerakan berbasis keagaamaan. Aktivitas sang ayah yang aktif di pergerakan, membawa keluarga ini hijrah ke Batavia, sehingga Moehammad Sjamsoeddin Noor menghabiskan masa pendidikannya di Batavia. Pada tahun 1939 Moehammad Sjamsoeddin Noor lulus dari HIS Batavia, kemudian dilanjutkan ke MULO Bogor lulus tahun 1942. Kemudian dilanjutkan lagi AMS Jogjakarta lulus tahun

Gula Habang dari Lampihong

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ K ecamatan Lampihong Kabupaten Balangan memiliki khas pembuat Gula habang,  salah satu pohon untuk membuat Gula habang ialah pohon Aren. Gula habang ini diproses/dimasak dan akhirnya akan menjadi Gula merah/Gula jawa yang orang banjar menyebutnya dengan Gula Habang. Dan dicetak sesuai selera sendiri , bias di cetak memakai mangkok kecil. Katanya pohon aren sekarang ini mulai susah dicari selain banyak yang sudah tua dan jarang renegerasi juga tak sedikit ditebang masyarakat. sumber: http://balanganhasan.blogspot.com/2014/02/v-behaviorurldefaultvmlo_15.html (11-10-2014 14:05 WITA).

Pesona Jembatan Rumpiang Marabahan

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ B umi Kalimantan telah sekali lagi memiliki jembatan megah. Bagi Kalsel ini merupakan jembatan megah kedua setelah Jembatan Barito. Pedalaman Sungai Barito di sekitar Kota Marabahan Kabupaten Barito Kuala (Batola) kali ini yang mendapat hadiah dari pemerintah berupa jembatan yang megah.Saking megahnya, jembatan yang bernama Jembatan Rumpiang itu, terlihat sangat angkuh di atas gerak lambat arus sungai. Membentang ratusan meter hingga menyeberang sisi sungai lainnya. Tak pelak lagi, banyak warga Kalsel yang memanfaatkan jembatan ini sebagai objek wisata baru.Selain dapat mengagumi desain jembatan yang cantik, pengunjung juga bisa menyaksikan pepohonan hijau yang membentang di sekitar jembatan. Aktivitas di Sungai Barito pun menawarkan hal menarik bagi pengunjung, terutama bagi mereka yang bosan dengan suasana perkotaan. Sesekali kapal pengangkut batubara, perahu tradisional serta perahu kecil berupa ‘klotok’ melintas dibawahnya. Ad

Manaqib As-Syaikh KH. Kasyful Anwar

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ B eliau KH. Kasyful Anwar adalah ulama besar Martapura yang dilahirkan pada permulaan abad ke-20. Dari beliaulah muncul para ulama-ulama besar seperti KH.Anang Sya'rani Arif, KH. Husin Qadri, KH. Syarwani Abdan, KH. Seman Mulia, KH.Salim Ma'ruf, KH. Abdul Qadir Hasan, KH. M. Zaini Ghani, dan lain-lain, boleh dikatakn beliau adalah hadlratus syaikh ulama Martapura pada masa itu. Beliaulah yang meletakkan dasar bagi dibentuknya sistem pendidikan formal Pondok Pesantren Darussalam dari semula berbentuk majelis ta'lim (madrasah Darussalam)yang diprakarsai oleh KH. Jamaluddin dan KH.Hasan Ahmad (tahun 1914), majelis ta'lim itu beliau beri nama “Madrasah Imad Fi Ta’limil Aulad Darussalam”, dan dengan izin Allah SWT berkat kecerdikan dan karomah Beliau pondok pesantren ini menjadi mercusuar yang menerangi seluruh pelosok Kalimantan dengan cahaya ilmu dan barokah yang luar biasa. Beliau dilahirkan pada malam Selasa tanggal 4 Rajab 1304

Gumbili Nagara Ubi Raksasa Dari Kalsel

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ J angan heran jika ke Kalimantan Selatan melihat ubi raksasa sebesar kepala kerbau. Itulah gumbili nagara (Ipomoea batatas L), yakni ubi jalar khas Kalimantan Selatan. Dijuluki ubi raksasa karena gumbili nagara yang sejenis ubi jalar ini ukurannya bisa sebesar semangka, berbentuk lonjong tak beraturan, beratnya bisa mencapai empat sampai tujuh kilogram! Namun, bukan cuma ukurannya yang istimewa. Gumbili nagara rasanya enak. Jika digoreng, rasanya renyah, empuk, dan kandungan airnya tidak berlebihan. Adapun kandungan tepungnya tinggi dan tahan disimpan selama dua bulan. Dari sisi ekonomi, gumbili nagara sangat menguntungkan karena masa panennya setiap empat bulan, sedangkan produksinya bisa sekitar 20-60 ton per hektar (ha). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ubi jalar biasa yang produksinya maksimal 50 ton per hektar. Uniknya, gumbili nagara ini hanya bisa dibudidayakan di sekitar perairan rawa Sungai Nagara, terutama di Keca

Cerita Abah Guru Sekumpul dan Seorang Pemuda

Image
بسم الله الرمن الرحيم P ernah ada seorang pemuda, dan pemuda ini terkenal dengan kenakalan,bertato, seorang alkoholic, pecandu, pemakai dan titel buruk yang lainnya. Dan entah kenapa di siang hari minggu dia ingin sekali pergi kesekumpul untuk menghadiri pengajian abah guru. " aku harus berangkat , walau tanpa ada uang sepeserpun,aku yakin berkah beliau mampu mengatasi masalah keuangan ini " Maka berangkat lah pemuda itu, tanpa sarung, hanya pakai celana jeans lusuh, baju kaos, dan kopiah butut, karena pakaian muslimin satu pun dia tidak punya. Sampai di depan gang, baru saja sekitar 5 menit kurang, tiba-tiba sebuah sedan stop persis di depan dia, dan orang didalam sedan itu membuka pintu mobilnya sambil berkata " mau kesekumpul ya , ya udah naik aja temanin saya " Maka pemuda itu pun naik dengan sedikit bingung, bingung dan heran karena baru pertama kali dia naik sedan mewah, bingung dan heran kenapa orang ini tau bahwa dia mau kese

Ulama Putra Banjar: Al-Fadhil Syaikh Ahmad Fahmi Zamzam Al-Banjari Al-Nadwi Al-Maliki

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ A l-Fadhil Syaikh Ahmad Fahmi Zamzam Al-Banjari Al-Nadwi Al-Maliki dilahirkan pada tahun 1959 di Amuntai, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia. Beliau memasuki alam persekolahan di Amuntai sebelum menyambung pengajian di Madrasah Darussalam Martapura, Kalimantan Selatan sehingga Tingkatan 'Aliyah. Seterusnya beliau melanjutkan pendidikan di Yayasan Pesantren Islam Bangil, Jawa Timur. Pada tahun 1980, beliau telah meneruskan pengajiannya di India, bersama dengan ulama' terkenal asy-Syaikh Abul Hassan ‘Ali an-Nadwi di Nadwatul Ulama', Lucknow. Pada tahun 1984, beliau menamatkan pengajiannya di India dan langsung datang ke Malaysia dan berkhidmat di Madrasah Tarbiyyah Islamiyyah Derang di Pokok Sena, Kedah sehinggalah ke hari ini (hingga sekarang). Pada tahun 1988, beliau berkesempatan berguru dengan asy-Syaikh Muhammad Yasin al-Fadani dan juga as-Sayyid al-Habib Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani,