Posts

Showing posts from February, 2015

Sistem Kekerabatan Suku Banjar

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ S eperti sistem kekerabatan umumnya, masyarakat Banjar mengenal istilah-istilah tertentu sebagai panggilan dalam keluarga. Skema di atas berpusat dari "ulun" sebagai penyebutnya. Bagi "ulun" juga terdapat panggilan untuk saudara dari ayah atau ibu, saudara tertua disebut Julak, saudara kedua disebut Gulu, saudara berikutnya disebut Tuha, saudara tengah dari ayah dan ibu disebut Angah, dan yang lainnya biasa disebut Pakacil (paman) dan Makacil (bibi), sedangkan termuda disebut Busu. Untuk memanggil saudara dari kai dan nini sama saja, begitu pula untuk saudara datu. Disamping istilah di atas masih ada pula sebutan lainnya, yaitu: • minantu (suami / isteri dari anak ULUN) • pawarangan (ayah / ibu dari minantu) • mintuha (ayah / ibu dari suami / isteri ULUN) • mintuha lambung (saudara mintuha dari ULUN) • sabungkut (orang yang satu Datu dengan ULUN) • mamarina (sebutan umum untuk saudara ayah/ibu dari ULUN) • kamanakan (anakn

Nasi Kuning Masak Habang Khas Banjar

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ J ika anda pernah jalan-jalan ke daerah Kalimantan Selatan, anda akan menemukan makanan ini sebagai salah satu dari sekian banyak makanan enak di kota Banjarmasin. ya.. tulisan kali ini saya akan menceritakan mengenai Nasi Kuning dengan sambal habang (sambal merah) dan Haruan (ikan gabus) masak habang. Nasi kuning kerap menjadi makanan khas masyarakat Indonesia. bahkan mungkin bagi mereka yang diluar Indonesia pun dapat dengan mudah untuk membuat Nasi kuning. tidak sulit untuk membuat atau bahkan menemukan makanan ini sebagai jajanan di setiap daerah di Indonesia. seperti halnya Nasi kuning yang biasa kita temukan di pasar-pasar atau restoran, Nasi kuning khas Banjar ini memiliki keunikan yaitu lauk dan sambalnya yang dimasak habang (bumbu merah) dan serundeng atau abon kelapa. Meskipun terbuat dari habang (bumbu merah), akan tetapi sambal ini tidak terlalu pedas, tetapi yang ada malah rasa yang sedikit manis karena proses pembuatan sambal i

Makam Habib Husin bin Ali bin Idrus Assegaf di Kandangan

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ S eseorang yang bernama Al Habib Husin bin Ali Assegaf pernah hidup di Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Kota utama di wilayah Hulu Sungai hingga tahun 50-an ini, bahkan melahirkan banyak habaib yang istimewa. Kandangan terletak 136 Km dari ibukota provinsi Kalsel, Banjarmasin Yang aneh, makam Habib Husin ‘terkurung’ dalam Kantin Batu Pasar Kandangan. Makam Habib Husin merupakan satu-satunya makam yang ada di dalam bangunan pasar zaman B elanda itu. Pada pusara berupa marmer putih ada tulisan namanya dan tahun meninggalnya: 1893. Sebagian badan makam itu diambil oleh pemilik kios untuk menaruh barang dagangan berupa sandal dan sepatu. Ada bunga setaman yang telah kering dan kain kuning bekas orang berziarah. “Sadang maalih-alih kada bisa,” ujar seorang pedagang. Maksudnya, sudah beberapa kali dicoba untuk memindah makam itu ke tempat lain, tapi selalu gagal. sumber: http://sayyidfajar.blogspot.com/2013/10/al-habib-husin-bi

Tradisi Meminyaki Rambut Anak Yatim

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ S etiap memperingati Hari Asyura pada 10 Muharram terdapat tradisi menyantuni anak-anak yatim piatu yang sudah berkembang puluhan tahun di Kabupaten Hulu Sungai Utara Propinsi Kalimantan Selatan yakni tradisi meminyaki rambut anak yatim dengan minyak kelapa muda. Tradisi ini dijumpai di Kecamatan Haur Gading dan Banjang dimana masyarakat mengumpulkan anak-anak yatim disuatu tempat untuk diusap kepalanya dengan minyak kelapa oleh masyarakat yang ingin memberikan santunan. sumber: http://www.antarakalsel.com/foto/4237/tradisi-meminyaki-rambut-yatim (16-02-2015 11:23 WITA)

Cabe Hiyung dari Tapin

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ A dalah cabe hiyung, demikian tanaman kecil ini diberi nama disesuaikan dengan desa lokasi tanaman ini dikembangkan, mendadak populer menyusul hasil penelitian di laboratorium Bogor, Jawa Barat yang menyebutkan pedasnya 17 kali lipat dibandingkan varietes nasional cabe tiung di Jawa Cabe Hiyung ditemukan di Desa Hiyung Kecamatan Tapin Tengah, yang terletak 15 kilometer dari kota Rantau. Dalam pembudidayaannya, petani di Desa Hiyung mengembangkan cabe ini dalam bentuk pot atau petak-petak tanah berukuran 3 dikalikan 3 meter, yang diberi atap, seperti gubuk. Menurut Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Tapin, Masraniansyah, cabe Hiyung sudah mendapatkan sertifikasi sebagai cabe terpedas dari Kementerian Pertanian. Tingkat kepedasan cabe ini mencapai 802,95 ppm (capsaicin), dengan kandungan vitamin A 11,836,42 IU/100 gram. Vitamin B, C, 763,52 ppm dan kandungan proteinnya 5,83 persen. “Masa panen cabe ini cukup singkat, yakni 4