Posts

Showing posts from May, 2014

"Bapukung" Cara Menidurkan Anak di Ayunan

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ B apukung adalah menidurkan anak dengan cara sang anak didudukan dalam ayunan dibalut dengan kain tapih sebatas leher. Ayunan untuk ”guring bapukung” tak bedanya dengan ayunan dengan posisi dibaringkan yaitu terbuat dari tapi h bahalai atau kain kuning dengan ujung –ujungnya diikat dengan tali haduk ( ijuk ). Ayunan ini biasanya digantungkan pada palang plapon di ruang tengah rumah. http://sastrabanjar.blogspot.com/2010/12/budaya-banjar-ayun-bapukung.html [FOTO : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN7JIQjCRhYGROUnaHMi_bw0Ft7qPMAHgggAiodEC3oGNI-RUuiGCs-roc-dNaqCR3DB4COoeL78EmFBzovzMX7Z4xpCP90OCH20obANxb5mZq-hJ1RREHuNPsLzc8_5R_F6k9NiMaObsl/s200/adit+bapukung+2.jpg ]

"Lukah" Alat Untuk Menangkap Ikan

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ L ukah ini terbuat dari rotan & bambu yang di kecilkan atau kalau masyarakat di sini menyebutnya "diricih" terlebih dahulu. Lalu bambunya di kukus dengan api, biasanya proses pengukusan ini bisa memakan waktu 2 - 3 hari sampai warna bambunya berbentuk kecoklatan Tujuannya adalah agar bambu menjadi lebih kuat dan tahan lama. Setelah selesai lalu rotan dan bambu ini satukan dengan cara "di jalin" mohon maaf saya kurang tau apa bahasa indonesianya dijalin, Setelah berbentuk bulat lalu di masukkalah yang namanya "handut" yang berbentuk seperti kerucut yang terbuat dari rotan dan bambu juga, setelah selesai lukah pun siap digunakan. http://dahasite.blogspot.com/2011/07/lukah-kerajinan-khas-negara-kalimantan.html [FOTO: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWVjwzzQthIhQV79Wl-TV_nN9B_l-ekZS9yQgN8umMZ7f67ltn85XGB4UpII9JWOp5VAeRxcym-IsWL7c5zuf7aqKI3lXSW9gI-nVg8wbpfZ-tSX5tprK6FIyXANn6soQb

Tradisi Islami "Batumbang Apam"

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ M erupakan satu tradisi pada Hari Raya baik Iedul Fitri dan Iedul Adha bagi orang Banjar, khususnya daerah Pahuluan (Banua Anam) adalah batumbang anak atau batumbang apam. Tradisi Batumbang merupakan tradisi turun temurun ratusan tahun yang lalu dengan batumbang diharapan anak akan cepat bisa berjalan nantinya, tumbuh sehat dentunya minta doa kepada yang hadir untuk menjadi anak yang shaleh dan menjadi qurrataa’yun bagi keluarga dan masyarakat. Kalau acaranya di Masjid biasanya anak digendong oleh petugas mesjid kemudian dijalankan untuk meniti anak tangga mimbar khatib sambil diiringi dengan salawat kepada nabi. setelah itu warga yang sudah berkumpul di dalam mesjid bersiap-siap untuk berebut uang receh yang sudah disediakan juga diiringi dengan salawat uang receh pun dihamburkan. Kalau dirumah biasanya dengan cara digendong/didirikan dengan sejejar wadai apam yang sdah ditusuk pada pelepah kelapa. Secara sosial dan kebaikan banyak

Kain Tenun "Sarigading" Khas Hulu Sungai Utara

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ K ain tenun yang disebut Sarigading, bagi sebagian orang yang dipercayai begitu ampuhnya mengobati penyakit yang dianggap sulit disembuhkan. Tenun menenun kain ini sudah diwarisi Masyarakat HSU sejak zaman Keraj aan Negara Dipa abad 16 Masehi, meski sempat mundur kala Kolonial Belanda memperkenalkan produk kain tekstil. Kain tenun Sarigading menggunakan Benang Mandar yang dicelup menggunakan pewarna alami, misal dari jenar (kunyit) dan lainnya. Kain tenun Sarigading menjadi langka karena fungsi kain tenun ini kebanyakan hanya dikembangkan untuk peralatan prosesi pengobatan tradisonal yang diwarisi turun-temurun dan bukan untuk tujuan komersil. http://hasanzainuddin.wordpress.com/2012/03/06/kain-tenun-sarigading-itu-dibuat-untuk-obat/ (26-04-2014 10:40 WITA) [FOTO: http://hasanzainuddin.files.wordpress.com/2012/03/tenun-sarigading.jpg?w=300&h=157 ]

Logat Khas Bahasa Banjar Hulu

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ B ahasa Banjar Hulu merupakan logat asli yang dipakai di wilayah Banua Enam. Amuntai, Alabio, Negara dan Margasari merupakan kelompok Batang Banyu, sedangkan Tanjung, Balangan, Kandangan, Rantau merupakan kelom pok Pahuluan. Logat Bahasa Banjar Kuala yaitu bahasa yang dipakai di wilayah Banjar Kuala terdiri atas Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut, serta kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Bahasa Banjar Kuala dituturkan dengan logat datar tanpa intonasi tertentu, jadi berbeda dengan bahasa Banjar Hulu dengan logat yang kental (ba-ilun). Logat Banjar Kuala yang asli misalnya yang dituturkan di daerah Kuin, Sungai Jingah, Banua Anyar dan sebagainya di sekitar kota Banjarmasin yang merupakan daerah awal berkembangnya kesultanan Banjar. Contoh Logat Banjar Hulu 1. Hagan apa hampiyan mahadang di sia, hidin hudah hampai di rumah hampian (Logat Kandangan) Sagan apa sampiyan mahadang di sini, sidin sudah sampai di rumah sampiyan. (Banjar)

Masjid Assu'ada Desa Waringin Amuntai HSU

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ D i Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara, tepatnya di desa Waringin, Kecamatan Haur Gading, terdapat masjid tua bernama Masjid Assu’ada yang selama ini tidak banyak diketahui masyarakat Kalimantan Selatan . Masjid Assu’ada memang masjid tua. H. Barkati, kepala desa Waringin yang juga juru pelihara masjid, masjid ini dibangun pada tahun 1901. Pendiri masjid yakni H. Abdul Gani di Kampung Teluk Keramat. Pada kubah tertulis: Almarhum Syeikh Haji Abdul Gani wafat 15-4-1336 H, 19-1-1916 M. Informasi lain menyatakan bangunan masjid di lokasi sekarang merupakan pindahan dari lokasi pertama yang berada di pinggir sungai Waringin (aliran Sungai Hanyar cabang Sungai Tabalong) yang terancam longsor berada persis di arah barat depan masjid sekarang (versi lain menyatakan lokasi pertama berada di seberang sungai). Bangunan pertama yang semula bertipe lantai panggung, ketika dibangun kembali di lokasi kedua lantainya tidak lagi ulin melainkan d

"Langsat Lanbau" Padang Batung Kalsel

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ A sal muasal duku (langsat) ini masih belum dipastikan mengingat para veteran langsat ini belum banyak yang mengkonfirmasi masalah asal muasalnya, namun salah seorang pemilik kebun, Drs. H. M. Yusuf Syu’ aib, berpendapat bahwa langsat ini dulunya adalah hasil karya okulasi dari petani Belanda, namun ada juga pendapat tentang, dulu ketika zaman perang salah satu penduduk desa Durian Rabung pulang dari Belanda meyelesaikan Sarjana disana, dan mengembangkan langsat jenis ini. Entah apa namanya orang desa sering menyebutnya “langsat kabun” yang mungkin mengandung makna “kabun” dalam istilah banjar berarti “kebun”, sedangkan di Padang Batung sendiri lebih dikenal dengan nama “Langsat Lanbau” dan setelah di resmikan di tingkat Nasional oleh Badan Holtikultura Nasional, duku ini dinamakan “Duku Padang Batung”. Kualitas (keunggulan) 1. Soal rasa manis sudah dijamin. 2. Duku ini mempunyai tekstur kulit yang lebih tebal daripada duku yang

"Apam Batil" Kuliner Manis Kalimantan Selatan

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ K alau mendengar namanya sedikit agak aneh. Kok Batil, seperti halnya kejahatan saja. Memang begitulah nama salah satu jajanan khas Banjar, yang kue ini enak dimakan saat masih hangat. Cara memakannya pun khas. Tidak menggunakan sendok tetapi langsung pakai pakai tangan. Untuk daerah hulu sungai orang menyebutnya dengan Apam Batil. Sedangkan daerah Banjar orang banyak menyebutnya dengan Apam Surabi. Cara memasaknya pun unik. Tepung yang telah diadon kemudian langsung dimasukkan ke wajan khusus tanpa menggunakan minyak agak gosong. Jadi jangan takut lemak atau kolesterol. Setelah masak kemudian dimasukkan ke dalam piring dan diberi kuah air gula aren. http://wisataindonesiaterlariss.blogspot.com/2012/08/apam-batil-jajanan-khas-masyarakat.html (21-05-2014 11:08 WITA) [FOTO: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOJwXX0N5HbZn0FNrRheGkSf22mHFwgsfzclcgv3CF1_8Yt3ugflhBEUNIdF-xAUoBPXvMq0RfQgL5ZwtLmM_rQYSYEbi0ylY759WmgG8Nt9