Cerita Singkat Asal Nama Pelaihari (Ibu Kota Kab. Tanah Laut)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Banyak yang mempertanyakan kapan nama Pelaihari ini muncul, darimana asalnya dan adakah yang unik sehingga nama Pelaihari tersohor. Sampai saat ini belum ada kejelasan, kapan (tanggal, bulan dan tahun) lahirnya nama Pelaihari.
Menurut sejarah Kalimantan Selatan Kota Pelaihari mengalami perkembangan dengan pesat setelah kedatangan Bangsa Belanda dan penduduk kota Banjar. Proses terbentuknya kota Pelaihari dimulai ketika Belanda mulai mengadakan pemekaran daerah kekuasaannya.
Dari Banjarmasin melalui Martapura, Belanda membuat jalan raya dari Hulu sungai sampai Muara Uya, yang dimaksudkan untuk mengamankan kegiatan militernya dan memudahkan pengontrolan terhadap penduduk. Belanda membuat kebijakan semua desa yang terletak jauh dari jalan besar dibongkar dan dipindahkan letaknya di tepi jalan besar, sehingga muncullah jenis desa baru yang rumah-rumahnya berbaris berhadapan di sepanjang jalan bukan bertebaran seperti sebelumnya.
Pada setiap simpangan sungai yang strategis Belanda membuat benteng-benteng pengawasan wilayah, sehingga terbentuklah kota-kota baru seperti, Binuang, Rantau, Kandangan, Barabai, Tanjung, Pelaihari dan sebagainya.
Sedangkan untuk mengetahui kapan mulai berdirinya kota Pelaihari ini mungkin bisa diperkirakan setelah Pemerintah Belanda memproklamasikan penghapusan Kerajaan Banjar pada tanggal 11 Juni 1860. Sehingga dapatlah diperkirakan berdirinya kota Pelaihari setelah tahun 1860 (Pelaihari menjadi pusat pemerintahan pada tahun 1892).
Taman Kijang Kencana, Pelaihari
Mengenai asal-usul nama Pelaihari ada beberapa macam informasi antara lain, Bapak Achmad Sjakrani salah seorang tokoh daerah Tanah Laut, mengatakan bahwa nama pelaihari berasal dari kata “PELARI”, yang maksudnya tempat pelarian pahlawan-pahlawan Banjar dalam menentang Belanda. Namun beliau tidak dapat menjelaskan siapa yang memberikan nama demikian.
Sedangkan berdasarkan sumber lainnya, yakni Arthum Artha seorang penulis sejarah dan wartawan di Kalimantan Selatan menyatakan dalam bukunya “Gelanggang Tanah Laut”, bahwa nama Pelaihari berasal dari nama seorang yang mula-mula membuka perkebunan lada Mulocco (Malocco) yang kemudian menjadi Maluka, yaitu Master Here.
Pada zaman penjajahan Inggris, yang menjalankan kekuasaan ialah Alexander Hare. Ia munujuk salah seorang keluarganya yaitu Master Hare (Mr. Pley Hare) untuk membuka perkebunan lada di Tanah Laut.
Menurut Arthum, nama Pley Hare ini sering diucapkan oleh orang-orang di Tanah Laut dengan sebutan Pelaihari, seperti pada umumnya penyebutan nama-nama orang asing lainnya di Tanah laut, misalnya Alexander menjadi Alikandar dan Mulocco menjadi Maluka.
Pada zaman Belanda, Kantor Pos menulis “Pelaihari” dan beberapa instansi menulis “Pleihari”. Pada zaman Bupati pertama Abdullah Sjahril, penulisan nama kota ini diseragamkan menjadi seperti yang kita ketahui sekarang ini yaitu “PELAIHARI”.
Kijang Kuning Keemasan (Cervulus Pelaiharicus)
Sampai dengan saat ini Pelaihari cukup dikenal sampai tingkat nasional. Yang membuat nama Pelaihari ini cukup dikenal antara lain adalah hewan ternaknya, belacan, nangka dan satwa langka kijang kuning keemasan (Cervulus Pelaiharicus).








Comments

Popular posts from this blog

Figur K.H. Asmuni (Guru Danau) Amuntai

Makam Para Ulama Aulia Habaib Kab. Hulu Sungai Selatan

Manaqib KH. Anang Sya'rani Arif Al-Banjari