Madrasah Darul Ma'rifah : Amal Jariyah Tuan Guru Sekumpul di bidang Pendidikan Islam

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Madrasah Diniyah Dar al Ma‟rifah (Darul Ma'rifah) merupakan madrasah yang kehadirannya sangat erat dengan madrasah diniyah Bangun Jaya yang berlokasi di jalan Inayah RT 2 kelurahan Pasayangan, Martapura. Madrasah ini mulai di bangun sejak tahun 1970 oleh K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani (Guru Zaini) ketika beliau masih berdomisili di jalan Sasaran, kelurahan Keraton Martapura bersama dengan H. Hamdani (Guru Hamdani) yang selanjutnya ditunjuk sebagai kepala atau pemimpin madrasah tersebut. H. Hamdani sendiri adalah tetangga sekaligus teman dekat Guru Zaini sejak remaja. Beliau mengenyam pendidikan dasar hingga menengah atas di Pondok Pesantren Hidayatullah, Keraton Martapura tamat tahun 1959 dan sempat pula belajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura sampai tingkat Tsanawiyah, serta secara privat (mengaji baduduk) dengan Guru Zaini.
Seiring dengan perputaran waktu yakni setelah K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani (Guru Zaini) pindah ke Sungai Kacang (sekarang dikenal dengan Komplek Ar-Raudhah, Sekumpul Martapura) sekitar tahun 1990, madrasah diniyah Bangun Jaya juga terus mengalami perkembangan pesat. Bahkan orangorang yang tinggal di komplek al Raudhah dan sekitarnya banyak yang menyekolahkan anaknya ke madrasah Bangun Jaya tersebut, hingga Guru Sekumpul (panggilan untuk K.H. Muhammad Zaini Abdul Ghani) memfasilitasinya dengan menyediakan dua buah bus damri untuk antar – jemput anak-anak pelajar tersebut.
Menyadari daya tampung madrasah yang sudah mulai tidak memungkinkan lagi untuk menerima keinginan orang tua dalam menyekolahkan anakanya di madrasah diniyah Bangun Jaya dan kebetulan di daerah Sekumpul pada waktu itu ada salah seorang warga yang hendak menjual tanahnya, maka H. Hamdani (Guru Hamdani) punya inisiatif dan kemudian menyarankan kepada Guru Sekumpul untuk membeli tanah tersebut. Usulan itu diterima Guru Sekumpul, sehingga pada tahun 2000 dibangunlah Madrasah Diniyah Darul Ma'rifah yang berlokasi di jalan sekumpul gang Sholihin nomor 8A, RT 002/RW 001, kelurahan Sekumpul, Martapura.
Setelah pembangunan Madrasah Diniyah Darul Ma'rifah selesai, memang H.M. Hamdani (Guru Hamdani) lah yang kemudian ditunjuk oleh Guru Sekumpul sebagai kepala madrasah atau pimpinan, sehingga mulai saat itu (tahun 2001) H. M. Hamdani memegang jabatan sebagai kepala madrasah sekaligus di dua madrasah yang memang berbeda dari segi nama maupun letak lokasinya. H. M. Hamdani sebenarnya merasa berat dengan permintaan ini, namun untuk menolaknya beliau juga merasa segan terlebih terhadap ulama kharismatik seperti Guru Sekumpul yang telah menaruh kepercayaan kepada beliau.
Pada awal kepemimpinan H.M. Hamdani dan sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Guru Sekumpul, bahwa segala hal yang menyangkut madrasah Darul Ma'rifah disamakan saja dengan madrasah Bangun Jaya, seperti struktur kurikulum dengan memuat mata pelajaran umum dan sistem klasikal yang menggabungkan murid laki-laki dengan perempuan, karena pada tahun-tahun awal murid yang belajar di madrasah Darul Ma'rifah adalah sebagian murid yang dipindahkan dari madrasah Bangun Jaya, yaitu para murid yang berdomisili di sekitar komplek al Raudhah yang tadinya di antar jemput dengan bus. Dalam perkembangan berikutnya sepertinya Guru Sekumpul menilai kurang etis bagi sebuah madrasah (terutama madrasah Darul Ma'rifah) yang dalam sistem klasikalnya menggabungkan antara murid laki-laki dengan perempuan. Selain itu para muridnya beliau nilai lebih punya kecenderungan yang kuat terhadap pelajaran umum dibandingkan dengan pelajaran agamanya, padahal kedua anak beliau (Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali) juga sekolah di madrasah Darul Ma'rifah tersebut. Sehingga Guru Sekumpul memerintahkan kepada H.M. Hamdani untuk merubah sistem klasikal dan juga muatan kurikulumnya. Maka kemudian diterapkanlah sistem pemilahan murid laki-laki dengan waktu belajar pagi hari dan murid perempuan dengan waktu belajar mulai petang hingga sore hari. Mata pelajaran yang diberikanpun khusus mata pelajaran agama, bahkan semua mata pelajarannya tanpa menggunakan abjad latin. Madrasah diniyah Darul Ma'rifah yang dulunya hanya menerapkan jenjang ibtidaiyah (dasar), sekarang sudah ada jenjang tsanawiyah (menengah pertama) dengan bangunan/gedung tersendiri berlantai dua yang tempatnya agak terpisah/berjauhan dengan gedung sebelumnya (gedung jenjang ibtidaiyah).
Gedung Utama

Kepala Darussalamah Bangun Jaya dan Darul Ma'rifah Sekumpul (Sekolah KH Zaini Abdul Ghani),(alm.) HM Hamdani Muhdat hingga 2022 (sumber : https://kalteng.tribunnews.com)




Sumber:
Fauzani, Fauzani (2018) Kepemimpinan Kepala Madrasah Diniyah Dar al Ma’rifah dan Madrasah Diniyah Hidayat al Sibyan Martapura Kabupaten Banjar. Tesis, Pascasarjana.

Comments

Popular posts from this blog

Figur K.H. Asmuni (Guru Danau) Amuntai

Makam Para Ulama Aulia Habaib Kab. Hulu Sungai Selatan

Manaqib KH. Anang Sya'rani Arif Al-Banjari