Syekh Abdurrasyid & Syekh Muhammad Khalid

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Dua ulama ini diabadikan namanya sebagai salah satu pesantren terbesar di Indonesia "Rasyidiyah Khalidiyah", disingkat "Rakha" yang berarti "himung".
Syekh Abdurrasyid (1884-1934) adalah orang Kalimantan pertama yang menuntut ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir (1908-1922), mengantongi Syahadah 'Alamiyah lil Ghuraba. Pernah bekerja di restoran Kairo sebagai distributor roti dan ikut membantu penerbit di Mesir sebagai pentashih kitab-kitab berbahasa Arab Melayu. Beliau juga orang yang merintis dan mengembangkan beberapa pendidikan Islam di Amuntai, Barabai dan Kandangan.
Istri beliau menceritakan, ada keinginan membuat rumah kediaman dengan kata-kata sindiran, bahwa orang lain telah mempunyai rumah megah, berlantai batu tebal, beratap sirap berdinding ulin.
Beliau menjawab: “Bagiku agama Islam ini adalah yang memuliakan dan meninggikan derajat manusia ini, tidaklah sepantasnya rumah-rumah agama Islam itu tidak lebih baik dan bagus dari rumah umatnya sendiri.”
Sewaktu Syekh Abdurrasyid berangkat dari Mesir ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Disitulah beliau bertemu dan belajar pada Syekh Khalid di Babussalam Masjidil Haram Makkah, dengan waktu yang singkat, karena keilmuan Syekh Abdurrasyid dirasa cukup dan mumpuni.
Syekh Muhammad Khalid adalah ulama besar asal Tangga Ulin Amuntai yang mengajar di Masjidil Haram kurang lebih 12 tahun.
Salah seorang yang mendapat lailatul qadar pernah berziarah ke makam Syekh Khalid di Tangga Ulin Amuntai, ia menuturkan bahwa jasad Syekh Khalid masih utuh kendati sudah dikubur hampir seratus tahun.
Syekh Abdurrasyid meninggalkan beberapa karya tulis, antara lain: Kitab Parukunan, Risalah Niat, (Bahasa Arab Melayu) dan Kitab Fathul Wahhab (ditulis dalam Bahasa Arab). Syekh Khalid juga demikian, beliau menulis Kitab tentang berhilah, manasik haji, tentang tafakkur, dan lainnya.

Nur Hidayatullah (dipetik pada 05-08-2015 08:13 WITA, diperbaharui pada 17-02-2016 08:51 WITA)

Comments

Popular posts from this blog

Figur K.H. Asmuni (Guru Danau) Amuntai

Makam Para Ulama Aulia Habaib Kab. Hulu Sungai Selatan

Manaqib KH. Anang Sya'rani Arif Al-Banjari