Mesjid Keramat Desa Pelajau

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Masjid Keramat Pelajau adalah salah satu masjid tertua di Provinsi Kalimantan Selatan. Masjid ini merupakan bukti dari perjuangan Kerajaan Banjar dalam melawan penjajah Belanda di masa lalu khususnya di Kalimantan Selatan. Menurut sejarah berdirinya masjid ini dimulai dari telah dikenalnya Kampung Pelajau yang memiliki sungai sejak abad ke-13 Masehi yang mulanya sungai tersebut bernama Palayarum, Namun sungai tersebut kini sudah menghilang. 
Letak masjid ini berjarak kurang lebih 5 kilometer arah barat laut dari Kota Barabai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Masjid ini dikelola masyarakat secara swadaya dan memiliki luas 400 meter persegi. Keberadaan masjid ini cukup berarti bagi masyarakat Pelajau yang taat beribadah dan agamis (sumber: http://masjidkalsel.blogspot.com/2014/01/masjid-keramat-pelajau.html).
Adalah sebuah riwayat, bahwa kampung Pelajau mulai dikenal sekitar abad ke 14 Masehi yang pada mulanya bernama Palayarum. Nama ini diambil dari sebuah nama sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus. Sungai tersebut mengalir melalui sungai Batang Alai, sungai Palayarum, sungai Buluh, terus ke Negara (Daha) dan sampai ke Banjarmasin, yaitu Koen (Pusat Kerajaan Banjar pada masa itu) serta bermuara ke Laut Jawa. Sekarang sungai tersebut (Palayarum) sudah mati dan ditumbuhi oleh pohon pohon rumbia.
Didaerah pinggiran kaki pegunungan Meratus inilah terdapat pusat-pusat kediaman penduduk yang tertua di Kalimantan Selatan, memanjang dari utara ke selatan seperti Muara Tabalong, Tanjung, Kelua, Amuntai (Negara Dipa), Negara Daha, Alai (Birayang) dengan ranting-ranting sungainya seperti sungai Kambat dan sungai Palayarum yang sudah mengalami pendangkalan. 
Sungai tersebut merupakan satu-satunya urat nadi perhubungan yang dapat dilayari oleh para pedagang sambil berdakwah menyiarkan agama Islam. Di tepi sungai, yaitu di sekitar tempat yang disebut Pelajau tersebut tumbuh sebatang pohon besar yang rimbun. Di bawah pohon tersebut dibangun tempat peristirahatan yang sangat sederhana, terutama untuk para pedagang yang datang dari luar. Pohon kayu itu diberi nama Palajau. Oleh karena itu daerah ini di beri nama Kampung Palajau.
Kampung Palajau adalah sebuah daerah dalam kecamatan Pandawan, terletak lebih kurang 3-5 km ke arah Barat Laut dari kota Barabai, ibukota kab. HST. Secara geografis letaknya berada pada 2,31 derajat LS dan 115,21 derajat BT.
Di daerah ini , beberapa tahun yang lalu banyak orang/masyarakat yang menemukan bekas pecahan jukung/Perahu kecil dengan pengayuhnya yang terbenam dalam tanah pada waktu penggalian. Pecahan pecahan ini ditemukan ketika orang membuat sumur air minum atau pembuatan kolam untuk memelihara ikan/membudidayakan ikan mujair. Hal ini membuktikan kebenaran bahwa pernah adanya sungai besar yang bisa dilayari di wilayah ini.
Pada abad ke 14 M berdatanganlah utusan Raden Patah dari Kerajaan Islam Demak, bersama-sama dengan Pangeran dari Kerajaan Banjar. Menurut catatan , utusan dari Pulau Jawa itu berjumlah 7 orang yakni : 
1. Malik Iberahim (sebagai pimpinan rombongan) 
2. Imam Santoso
3. Habib Marwan 
4. Mujahid Malik 
5. Rangga Alibasah 
6. Santeri Umar 
7. Imarn Bukhari
Diantara ke tujuh orang dengan didampingi oleh beberapa personil dari Kerajaan Banjar, melaksanakan perjalanan ke beberapa tempat dalam kawasan Kerajaan Banjar dengan menggunakan kapal kecil dan perahu. Dari Koen mereka menyusuri sungai Negara, terus ke sungai Buluh dan Ilir Pemangkih, hingga diantaranya ada yang sampai ke sungai Palayarum yang disalah satu tepiannya ada sebuah tempat yang biasanya digunakan untuk beristirahat. 
Ditempat peristirahatan tersebut, yaitu di bawah pohon kayu Palajau inilah kemudian dibangun sebuah Mesjid secara bersamaan dengan dibangunnya Mesjid di beberapa tempat di Pulau Jawa dan Kalimantan. Menurut catatan ada 9 (sembilan) buah mesjid yang dibangun dalam waktu yang bersamaan dan dengan bentuk yang sama pula. Termasuk diantara yang sembilan itu Mesjid Palajau dan juga Mesjid Sungai Banar di desa Alabio.
Lukisan Mesjid Keramat Pelajau, Pandawan Tempo Dulu oleh Halim
Mesjid Palajau ini adalah bangunan yang kelima dari sembilan buah mesjid tersebut. Jadi jumlahnya sesuai dengan jumlah Wali Songo, yaitu sembilan orang. Menurut catatan, tanda-tandanya pada kesembilan mesjid yang bersamaan dibangun tersebut adalah adanya pahatan huruf Jawa ditiang menara (tiang guru). Bertuliskan nama hari dan waktu pendirian (penajakan) mesjid itu. Di tiang itu ada lubang pahatan berbentuk panjang tempat penyimpanan catatan-catatan dengan tulisan Arab, yang memuat silsilah orang-orang yang membangun mesjid ini.

Comments

Popular posts from this blog

Figur K.H. Asmuni (Guru Danau) Amuntai

Makam Para Ulama Aulia Habaib Kab. Hulu Sungai Selatan

Manaqib KH. Anang Sya'rani Arif Al-Banjari