Datu Taniran di Kandangan

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Makam Haji Sa’duddin adalah salah satu makam yang terkenal di kalangan masyarakat Hulu Sungai Selatan, yang di kenal dengan sebutan Datu Keramat Taniran yang bertempat di Desa Taniran , tepatnya samping Mesjid Taniran yang bernama Mesjid As'sa addah.
Almarhum yang dimakamkan dikubah taniran ini bernama Haji Muhammad Thaib yang bergelar Haji Sa’duddin bin Haji Muhammad As’ad bin Puan Syarifah binti Al- alimul Allamah Syaikh Haji Muhammad Arsyad Al-banjari sebagai nama diketahui Syaikh Haji Muhammad Arsyad Al-banjari adalah ulama besar Kalimantan, pengarang kitab Sabila Muhtadin dan Kitab-kitab agama Islam lainya , yang di baca dan di pedomankan dalam praktek hidup beragama Islam di kalimantan (HSS) salah satunya, pesisir Utara sumatera, Semenanjung Malaysia sampai daerah Fathani , Thailand Selatan. beliau merupakan anak kelima dari 12 orang bersaudara dari keturunan Haji Muhammad As,ad
1 Alimul Aallamah H Abu Tahlan-wafat dan dimakamkan di Tenggarong , Kutai, Kalimantan Timur.
2 Alimul Allamah H M Abu Hamid-wafat dan.dimakamkan di Ujung Pandaran , Sampit, Kalimantan Tengah.
3 Alimul Allamah H Ahmad -wafat dan dimakamkan di Balimau Kandangan Kalimantan Selatan
4 Alimul Allamah H M Arsyad-wafat dan dimakamkan di Pagatan, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan
5 Alimul Allamah H Sa'duddin- wafat dan dimakamkan di kampung Taniran Qubah Kandangan Kalimantan Selatan
6 Saudah
7 Rahmah
8 Saidah
9 Shalehah
10 Sunbul
11Llimir
12 Afiah
Datu Taniran H Muhammad Thaib beliau di lahirkan di kampung Dalam Pagar , Martapura di tahun 1194 Hijriah yang bertepatan dengan 1174 Masehi beliau sempat hidup dan bertemu Syaikh H Muhammad Arsyad Al-banjari, sebab pada tahun 1227 hijriah ketika Syaikh H Muhammad AryadAl-banjari wafat, beliau berusia 33 tahun .Namun beliau tidak berada di Tanah Air ketika Syaikh H Muhammad Arsyad Al-banjari wafat, baru setelah 2 tahun mangkatnya Syaikh yang mulia tersebut beliau kembali ke Tanah Air.
Kurang lebih 45 tahun guru besar ini mencurahkan dharma baktinya terhadap agama, bangsa dan umatnya, setelah berhasil mencetak ulama-ulama penerus yang tersebar di sekitar Hulu Sungai Tempo dahulu, maka pada tanggal 5 Shafar 1278 Hijriah atau sekitar 1858 Masehi , beliau berpulang ke Rahmatullah dalam usia lebih dari 1000 bulan , yaitu 84 tahun.
Tiga hari menjelang kewafatannya , beliau mencuci kain kafan , salah seorang sahabat beliau yang bernama Ninggal mengatakan bahwa tuan akan pulang. Menurut penuturan orang-orang tua yang sambung bersambung di kampung Taniran sini, pada.waktu jenazah almarhum di sholatkan, banyak sekali orang yang turut melaksanakannya dan di antaranya ada terlihat tiga orang yang cukup menarik perhatian, tetapi tidak seorangpun mengetahui dari mana mereka dan datang dan bagaimana cara mereka pergi, selesai shalat dan pemakaman jenazah tersebut . Setelah pemakaman , berdatanglah segala jenis burung dan selama tiga hari berturut-turut burung itu mengerumuni dahan dan ranting pepohonan di sekitar kubur almarhum seakan-akan turut memberikan ta'ziah dan menzirahi makam seorang mujahid dakwah, yang telah menunaikan tugasnya seraya mengucapkan selamat sejahtera atas seorang hamba yang baik sejak ia dilahirkan, hingga ia wafat dan ketika nanti ia di bangkitkan kembali.

sumber: http://cintahulusungai.blogspot.com/2014/12/oleh-muhammad-hanafi-ixb-sekolah-mtsn.html (06-03-2015 15:00 WITA)

Comments

Popular posts from this blog

Figur K.H. Asmuni (Guru Danau) Amuntai

Makam Para Ulama Aulia Habaib Kab. Hulu Sungai Selatan

Manaqib KH. Anang Sya'rani Arif Al-Banjari