Ir. P.M. Noor Sang "Abah Pembangunan"

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ



B
eliau lahir pada 24 Juni 1901 di Martapura, dengan nama Gusti Mohamad Noor. Beliau merupakan putra dari Pangeran M. Ali dan Ratu Intan binti Pangeran Kesuma Giri. Beliau merupakan cicit dari Ratu Anom Mangkubumi Kencana bin Sultan Adam Alwatsiq Billah, yang merupakan mangkubumi (kepala pemerintahan) Kerajaan Banjar.
Salah satu dari gagasan beliau mengenai Proyek Sungai Barito adalah pengerukan ambang muara Sungai Barito, di mana proyek yang digagas oleh Datu Noor ini bekerjasama dengan Jepang pada akhir tahun 1970.
Dikarenakan usia Datu Noor yang sudah lanjut, maka kesehatan beliau pun ikut menurun, kemudian beliau dirujuk ke RS Pelni Jakarta. Meski dengan kesehatan beliau yang kurang, bukan berarti semangat beliau dalam hal pembangunan ikut turun juga. Beliau selalu berusaha membicarakan hal-hal pembangunan di hadapan tamu-tamu beliau.
Sebelum menghembuskan nafas beliau yang terakhir, beliau sempat berucap, “Teruskan, gawi kita balum tuntung” yang dalam bahasa Indonesia artinya “teruskan, kerja kita belum selesai”. Datu Noor meninggal dunia pada 15 Januari 1979 di RS Pelni, Jakarta.
Semasa hidupnya, beliau memberikan sumbangan dan kegiatannya dalam pembangunan, yaitu:
1. Pemrakarsa gagasan Proyek Sungai Barito
2. Pemrakarsa gagasan Proyek Pasang Surut
3. Pemrakarsa Proyek Perluasan Persawahan Pasang Surut
4. Pemrakarsa Proyek Pengembangan Sungai Barito
 

Comments

Popular posts from this blog

Figur K.H. Asmuni (Guru Danau) Amuntai

Makam Para Ulama Aulia Habaib Kab. Hulu Sungai Selatan

Manaqib KH. Anang Sya'rani Arif Al-Banjari