"Batapung Tawar" Tradisi Islami Penuh Harap Untuk Berkah

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

Tradisi Batapung Tawar (ba’ayun) dilakukan sejak zaman dahulu. Tradisi ini sebagai tanda terima kasih kepada Allah SWT atas dikaruniainya seorang anak.
Dimulai dari pembukaan acara, kemudian acara Habsy, saat marhaba bayinya dibawa mengelilingi warga yang hadir dengan cara digendong, warga akan mempercikkan dengan daun pisang yang diikat dengan di campuri minyak wangi dengan tujuan agar bayinya mendapat barokah.
Setelah Habsy barulah memberi nama dan menggunting rambut bayi,jika bayinya perempuan juga dilakukan pelubangan di telinganya atau disebut juga ba’tindik.
Lalu menginjakkan kaki bayi ke beras kuning, menyuapi gula aren, garam dan kelapa yang diparut, ke mulut bayi. Setelah itu diambil batu anak cubik yang ada diayunan, dan menaruh bayinya ke ayunan. Mengelilingi ayunan dengan lampu sebanyak tiga kali putaran dan mempercikkan dikepala bayi dan jika mau dipercikkan juga dikepala warga yang hadir. Kemudian ada warga yang memimpin do’a salamatan. Setelah itu, warga akan disuguhi makanan dan minuman. Selesai makan warga membereskan ruangan, mencuci piring, dan lain-lain. Kemudian setelah selesai warga pun pulang.

http://www.matapelajaranski.com/2014/01/tradisi-betapung-tawar-ba-ayun-di-hulu.html (02-06-2014 12:13 WITA)
[FOTO: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikd7h8IbboyCfmWOGD_cqzwt82MzFjPF89w2XQHomjyrqy5HatXIe3Oo1G7VMNeSxpEF1GfY_CpdBpCiK8UjBUqfLaka6FzsRNsyFJimCK2KRjsJLU86Gi7TvFev72QCYID_H_zH9jYJQ3/s1600/batapungtawar.JPG]

Comments

Popular posts from this blog

Figur K.H. Asmuni (Guru Danau) Amuntai

Makam Para Ulama Aulia Habaib Kab. Hulu Sungai Selatan

Manaqib KH. Anang Sya'rani Arif Al-Banjari