Masjid Quwwatul Islam Yogyakarta

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ P eran dan eksistensi warga Kalimantan Selatan (Banjar) di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat besar. Sejak sebelum kemerdekaan, di masa revolusi perjuangan fisik, warga Kalimantan telah mempunyai “Laskar Kalimantan” dan kegiatan-kegiatan lainnya, misalnya di bidang ekonomi dengan usaha batu mulia dan logam mulia, serta perlaksanaan dan pengembangan pendidikan agama dan budaya, seperti seni baca (tilawah) Al Quran, seni Hadrah, dan seni bela diri (kuntaw). Untuk menampung kegiatan-kegiatan tersebut, komunitas Kalimantan Selatan (Banjar) memohon kepada Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebidang tanah di kawasan Malioboro untuk dibangun sebuah tempat ibadah dan aktivitas lainnya. Pada tahun 1940, permohonan komunitas Kalimantan Selatan (Banjar) untuk membangun tempat ibadah di kawasan Kampung Menduran disetujui Sri Sultan Hamengkubuwono IX dengan diberikannya tanah seluas 958 m2, yang berada di sudut Jalan Suryatmajan di sebelah selatan dan Ja...