Posts

Showing posts from 2016

Masjid Quwwatul Islam Yogyakarta

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ P eran dan eksistensi warga Kalimantan Selatan (Banjar) di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat besar. Sejak sebelum kemerdekaan, di masa revolusi perjuangan fisik, warga Kalimantan telah mempunyai “Laskar Kalimantan” dan kegiatan-kegiatan lainnya, misalnya di bidang ekonomi dengan usaha batu mulia dan logam mulia, serta perlaksanaan dan pengembangan pendidikan agama dan budaya, seperti seni baca (tilawah) Al Quran, seni Hadrah, dan seni bela diri (kuntaw). Untuk menampung kegiatan-kegiatan tersebut, komunitas Kalimantan Selatan (Banjar) memohon kepada Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat sebidang tanah di kawasan Malioboro untuk dibangun sebuah tempat ibadah dan aktivitas lainnya. Pada tahun 1940, permohonan komunitas Kalimantan Selatan (Banjar) untuk membangun tempat ibadah di kawasan Kampung Menduran disetujui Sri Sultan Hamengkubuwono IX dengan diberikannya tanah seluas 958 m2, yang berada di sudut Jalan Suryatmajan di sebelah selatan dan Ja

Nasi Astakona Kesultanan Banjar

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ D ari beberapa referensi pustaka diketahui bahwa nasi Astakona berasal dari tradisi Kesultanan Banjar yang disajikan untuk upacara menerima tamu kehormatan, namun pada kurun waktu selanjutnya disajikan dalam acara badadapatan dan perkawinan. Foto : Pulau Banua Banjar Nasi Astakona memiliki makna yang penting karena disajikan dalam bedadapatan sebagai simbol keakraban dan lambang penghormatan bagi tetamu. Melalui sajian nasi astakona dimaknai persahabatan dan keakraban semakin terjalin. Malah, menurut refrensi tersebut dikatakan bahwa nasi astakona juga disajikan dalam acara walimah perkawinan sebagai simbol suasana akrab antara kedua mempelai dan keluarganya. Nasi astakona disajikan dengan talam dalam bentuk 3 atau 5 tingkatan ganjil yang bermakna 3 komponen pokok yaitu nasi dari beras atau padi yang tumbuh di tanah, lauk pauk dari ikan yang hidup di air dan buah-buahan yang tinggi di udara yang menggambarkan keterikatan hidup manusia dengan

Biografi KH. Idham Chalid Sang Pahlawan dari Tanah Banjar

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ K H. Idham Chalid lahir pada tanggal 27 Agustus 1922 di Satui, kab. Tanah Bumbu, bagian tenggara Kalimantan Selatan, dan merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Ayahnya H Muhammad Chalid, penghulu asal Amuntai, Hulu Sungai Utara, sekitar 200 kilometer dari Banjarmasin. Saat usia Idham enam tahun, keluarganya hijrah ke Amuntai dan tinggal di daerah Tangga Ulin, kampung halaman leluhur ayahnya. Selain tercatat sebagai salah satu tokoh besar bangsa ini pada zaman Orde Lama maupun Orde Baru, sebagian besar kiprah Idham dihabiskan di lingkungan Nahdlatul Ulama. Beliau tercatat sebagai tokoh paling muda sekaligus paling lama memimpin ormas Islam yang didirikan para ulama pada tahun 1926 tersebut. Dalam ormas berlogo bola dunia dan bintang sembilan itu, Idham menapaki karier yang sangat cemerlang hingga menjadi pucuk pimpinan. Dalam usia 34 tahun, Idham dipercaya menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Jabatan tersebut diemb

Sekilas Sejarah Berdiri Kota Banjarbaru

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ Tugu Bundaran Kota Banjarbaru W ilayah Banjarbaru sekarang, dulunya adalah perbukitan di pinggiran Kota Martapura yang dikenal dengan nama Gunung Apam. Daerah Gunung Apam dikenal sebagai daerah persitirahatan buruh-buruh penambang intan selepas menambang di Cempaka. Pada era tahun 1950-an, Gubernur dr. Murdani dibantu seorang perencana Van der Pijl merancang Banjarbaru sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan. Namun pada perjalanan selanjutnya, perencanaan ini terhenti sampai pada perubahan status Kota Banjarbaru menjadi Kota Administratif. Nama banjarbaru sedianya hanyalah nama sementara yang diberikan Gubernur dr. Murjani, untuk membedakan dengan Kota Banjarmasin, yaitu kota baru di Banjar. Namun akhirnya melekat nama Banjarbaru sampai sekarang. Sebagai kota administratif, Kota Banjarbaru berada dalam lingkungan Kabupaten Banjar, dengan ibukotanya Martapura. Jadi Kota Banjarbaru merupakan pemekaran dari Kabupaten Banjar. Kota Banjarbaru ber

Solusi Kartu NPWP Belum diterima Setelah Mendaftar Online

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ B erdasarkan pengalaman saya, ketika setelah selesai melakukan pendaftaran NPWP secara online pada tahun 2015 di situs resmi pajak https:// ereg .pajak.go.id/ ternyata kartu fisik NPWP yang menurut email yang saya terima akan dikirimkan ke alamat saya. Namun setelah menunggu beberapa lama, kartu NPWP belum juga sampai ke alamat saya. Kemudian saya menanyakan permasalahan tersebut melalui fans page Facebook KPP tempat NPWP saya terdaftar (wilayah Banjarbaru, Kalsel). Alhamdulillah, mereka merespon dengan cepat. Solusi yang mereka berikan seperti berikut: "Terimakasih sebelumnya, utk kartu npwp yg blm diterima silahkan langsung ke kpp pratama banjarbaru dengan memperlihatkan ktp dan emailnya. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya" .  Jadi, kesimpulannya jika kartu NPWP kita belum sampai ke alamat kita, cukup datang ke Kantor Pelayanan Pajak di tempat kita. Terima kasih.

Figur K.H. Asmuni (Guru Danau) Amuntai

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ Guru Danau - Tengah G uru Danau merupakan panggilan akrab atau nama populer bagi Tuan Guru Asmuni. Nama “Danau” yang dilekatkan pada dirinya sebenarnya merupakan nama singkat dari tempat kelahiran dan tempat tinggalnya, Danau Panggang. Danau Panggang merupakan salah satu Kecamatan di daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara yang terletak sekitar 24 km dari kota Amuntai. Beliau lahir pada tahun 1955 di Danau Panggang. Ayahnya bernama Haji Masuni dan ibunya bernama Hajjah Masjubah. Dia merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara. Ayahnya berasal dari daerah Danau Panggang sedang ibunya beretnis Dayak Bakumpai berasal dari daerah Marabahan yang pindah ke Danau Panggang. Dari garis ibunya Guru Danau menjadi bagian dari zuriat Syekh Muhammad Arsyad alBanjari. Sewaktu kecil, Guru Danau bernama Zarkasyi. Oleh seorang habib yang bernama Habib Salim Mangkatip nama itu diubah menjadi Asmuni. Menurut Guru Danau, Asmuni itu berarti berharga. Guru Danau h

Galeri Haul Ke 210 Asy-Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan)

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Ribuan orang berduyun-duyun mendatangi Masjid Tugfaturaghibin, di Desa Dalam Pagar Ulu, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, tempat digelarnya Haul ke-210 Syekh Muhammad Arsyad Albanjary, Senin (11/7/2016). Kedatangan muslimin dari berbagai kabupaten di Kalsel dan dari luar Kalsel ini membuat tempat pelaksanaan haul ulama besar kelahiran Desa Lok Gabang Kecamatan Astambul itu pun penuh sesak. Tak hanya di masjid, rumah penduduk dan jalan-jalan di sekitar lokasi masjid juga dipenuhi jemaah berpakaian putih-putih. Jemaah datang ke tempat haul, selain berjalan kaki dan menggunakan transportasi darat, juga ada yang menggunakan kelotok. sumber: Banjarmasinpost

Riwayat Al-Allamah Al-Habib Ibrahim Al-Habsyi

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ D ari sekian banyak keturunan Rasulullah yang mulia yang berdakwah mengajak manusia kepada kebenaran di alam ini salah satunya adalah Habib Ibrahim Al-Habsyi Negara Kandangan Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan,dari catatan catatan yang ada penulis belum menemukan kapan beliau lahir,yang pasti beliau lahir dikota para wali,kota yang penuh berkah ALLAH SWT,kotanya ilmu dan banyak lagi keutamaan keutamaan daerah ini,beliau lahir di kota Seiwun Hadral Maut dan ber marga Al-Habsyi salah satu marga marga keturunan Rasulullah yang tersebar dialam ini,terlahir dari keluarga yang mulia dengan keberlimpahan ilmu dari ayah bernama Habib Umar Al-Habsy membuat beliau sangat mencintai ilmu,selain dengan belajar kepada ayah beliau sendiri,salah satu guru beliau adalah Yang Mulia Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy pengarang kitab Maulid Simthud Durar (semoga rahmat ALLAH selalu tercurah buat beliau dan seluruh keturunan beliau yang mulia) selain dengan Al

Galeri Haul As-Syaikh Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul) Ke-11

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ P ada haul ke-11 As-Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari, ratusan ribu jemaah datang memadati jalan-jalan menuju Musholla Ar-Raudhah, tempat maqam beliau alhamdulillah berjalan lancar. Berikut ini foto-foto suasana haul yang diambil dari berbagai sumber:  -Foto-foto- Tumpukan gas elpiji untuk persiapan sebelum haul akbar - Petugas Haul berkumpul dekat kubah - Jemaah haul menempati jalan utama sekumpul - Jalan utama sekumpul dipenuhi jemaah haul - Terlihat Mesjid Syiarussalikin dan jemaah melintasi jalan utama sekumpul - Jemaah haulan menyeberangi jalan A. Yani menuju sekumpul - Petugas haul yang bersemangat mengatur ketertiban jemaah - Suasana shalat Ashar berjamaah - Suasana shalat maghrib berjamaah - Terlihat Kapolda Kalsel Brigjen Pol Agung Budi Maryoto ikut shalat maghrib berjamaah - Habib Abdurrahman Al Habsyi kwitang cucu Habib kwitang Jakarta - Habib Muhammad bin Ab

Alat Musik Kurung-kurung

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ S atu jenis alat kesenian yang terbilang unik di Kabupaten Balangan Kalsel yang disebut alat musik ”kurung-kurung”. Alat musik ini terbuat dari kayu panjang dan dibawahnya terbuat dari bambu dan peralatan lainnya. Musik ini bisa mengeluarkan bunyi setelah dihentak-hentak dulu ke tanah dan setiap alat musik mengeluarkan bunyi berbeda satu sama lain, sehingga bila pemainnya ingin menciptakan irama, maka caranya menghentakan alat itu secara bergantian sesuai irama yang dikehendaki. Musik nenek moyang ini biasanya dimainkan saat upacara adat, atau acara perkawinan dan kenduri, dan belakangan digunakan untuk acara perkawinan, menyambut tamu atau pejabat ke kekampung atau acara kenduri lainnya. sumber: http://riqma14.blogspot.co.id/2010/10/musik-tradisi-banjar.html (dipetik 16-04-2016 11:36 WITA)

Haul Abah Guru Sekumpul Ke-11: Para Pecinta Rasul Saw Berkumpul

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ M ARTAPURA-Lautan manusia mulai memadati Jalan Sekumpul, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (10/4/2016). Ya, mereka datang dari berbagai daerah untuk menghadiri Haul ke-11 Muhammad Zaini Abdul Ghani. Ulama karismatik asal Kalimantan Selatan itu populer disapa Guru Sekumpul, Guru Ijai, Guru Ijai Sekumpul, Tuan Guru dan Abah Guru. Padatanya jemaah bahkan sudah mulai terlihat di pintu gerbang masuk Jalan Sekumpul, tepatnya di depan Masjid Pascasila di pinggir Jalan A Yani Kilometer 38. Meski Acara haul baru dimulai setelah Magrib atau sekitar pukul 18.00 Wita, namun sejak siang ribuan orang sudah datang di lokasi haul. Diperkirakan setengah juta orang datang di Haul Guru Sekumpul. Di tiap-tiap gang di Jalan Sekumpul, warga secara sukarela menyediakan makanan dan minuman gratis bagi para jemaah yang datang dari jauh. Nasi samin dengan lauk kari daging sudah menjadi makanan khas sejak pengajian Abah Guru Sekumpul m

Haul ke-11 Abah Guru Sekumpul Martapura Tahun 2016

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ Informasi haul Abah Guru Sekumpul Martapura.   sumber: https://www.facebook.com/groups/parapencinta.abahguru/permalink/820058784788788/ (dipetik 29-03-2016 14:48 WITA)

Lamang Khas Kandangan, HSS

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ L amang kandangan sama seperti di daerah lain, menggunakan bambu sebagai media pemasak makanan. Teman makannya mungkin beda-beda tipis, menggunakan hintalu jaruk, kijing (sejenis keong-keongan) dan bumbu sate. Selain terkenal dengan dodol dan ketupat, kandangan juga terkenal lamangnya. Lamang kandangan mempunyai rasa yg khas dibanding daerah lain. Sumber: http://puadanshari.blogspot.co.id/2013/09/lamang-kandangan.html (dipetik 12-03-2016 09:28 WITA)

Habib Muhammad Bin Alwi Bahasyim

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ S eorang figur majezub dari keluarga Bahasyim adalah Habib Muhammad bin Alwi. Di masyarakat Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, beliau lebih dikenal sebagai Habib Unjun, karena memiliki hobi memancing ikan. Habib Muhammad masih berkerabat dengan Habib Basirih (Habib Hamid bin Abbas Bahasyim) yakni bersaudara sepupu. Saat memancing, kalau perilaku anehnya datang, Habib Unjun tak lagi menggunakan alat pancing untuk menangkap ikan-ikan. Perahunya cukup dimiringkan dan ikan-ikan itu melompat ke dalam perahunya. Ikan hasil tangkapan ini, oleh Habib Unjun tak dinikmati sendiri tapi dibagi kepada masyarakat dan tetangga-tetangganya. Keanehan lainnya, jika menjalankan perahu walau tanpa mesin, kecepatannya seperti perahu bermesin. Ada lagi cerita, beliau diuji oleh seorang Belanda yang ingin minta bukti kebenaran Islam. Kepada Habib Unjun, si Belanda menanyakan ikan apa yang terdapat di Belanda? Habib Unjun kemudian masuk ke dalam rumah dan

Cerita Singkat Asal Nama Pelaihari (Ibu Kota Kab. Tanah Laut)

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ B anyak yang mempertanyakan kapan nama Pelaihari ini muncul, darimana asalnya dan adakah yang unik sehingga nama Pelaihari tersohor. Sampai saat ini belum ada kejelasan, kapan (tanggal, bulan dan tahun) lahirnya nama Pelaihari. Menurut sejarah Kalimantan Selatan Kota Pelaihari mengalami perkembangan dengan pesat setelah kedatangan Bangsa Belanda dan penduduk kota Banjar. Proses terbentuknya kota Pelaihari dimulai ketika Belanda mulai mengadakan pemekaran daerah kekuasaannya. Dari Banjarmasin melalui Martapura, Belanda membuat jalan raya dari Hulu sungai sampai Muara Uya, yang dimaksudkan untuk mengamankan kegiatan militernya dan memudahkan pengontrolan terhadap penduduk. Belanda membuat kebijakan semua desa yang terletak jauh dari jalan besar dibongkar dan dipindahkan letaknya di tepi jalan besar, sehingga muncullah jenis desa baru yang rumah-rumahnya berbaris berhadapan di sepanjang jalan bukan bertebaran seperti sebelumnya. Pada setiap simp

Wadai (Kue) Bingka Kentang Khas Banjar

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ Bahan: - 200 gr kentang - 5 btr telur -  ½ sdt vanili - 3 sdm gula pasir - 100 ml santan kental dari 1 buah kelapa Cara Membuat: - Kupas kentang, kukus sampai matang. Haluskan - Kocok telur, vanili, dan gula sampai mengembang, masukkan kentang halus dan santan kental aduk sampai rata - Tuang adonan ke dalam cetakan bingka bentuk bunga, yang sudah dipanaskan di atas kompor (sebelumnya alasnya sudah diberi pasir) - Masak dengan api sedang sampai bingka matang. Untuk 6 Orang Tips: Waktu membakar bingka di atas kompor, sebaiknya, atasnya ditutup dengan tutup yang terbuat dari tanah liat yang sudah dipanaskan. Supaya kue cepat matang. Sumber: http://kampungbahari.blogspot.co.id/2012/02/wadai-bingka-kentang-khas-banjarmasin.html (dipetik 25-02-2016 15:18 WITA)

Makam Para Ulama Aulia Habaib Kab. Hulu Sungai Selatan

Image
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ A dapun beberapa nama-nama para makam Ulama Aulia Habaib HSS yang sering di kunjungi. Baik yang mastur maupun di kenal orang banyak sebagai berikut: Allimul Allamah Syekh Haji Ahmad bin Mufti Syeikh Muhammad As`ad bin Syarifah binti Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjary (Kramat Kubah Balimau) Alamat: Desa Balimau Kecamatan Kalumpang- KM.18-Kab.HSS Kalsel Haul setiap 23 Rabiul Awwal. Allimul Allamah Syekh Haji Sa`dudin(HM.Thayib) bin Mufti Syeikh Muhammad As`ad bin Syarifah binti Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjary.(Kramat Kubah Taniran) Alamat : Desa  Taniran Kubah Kec.Angkinang KM.8 Kab.HSS Kalsel Haul setiap 5 Safar. Ad-dai`ilallah Alhabib Hasan bin Hasyim Asseggaf (Kramat Bahsein Asseggaf) Alamat: Desa  Taniran Kubah Kec.Angkinang RT.2-KM.8 Kab.HSS Kalsel Depan Langgar Miftahul Jannah, belakang rumah Bapak Ubik Ad-dai`ilallah Alhabib Abu Bakar bin Hasan bin Hasyim Asseggaf (Kramat Balai Ulin) Alamat : Belakang Mesjid Jannatu